STAI dan Pustaka Al-Bahjah Sukses Gelar Seminar Kepenulisan untuk Santri

CIREBON – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Bahjah bekerja sama dengan Pustaka Al-Bahjah sukses menyelenggarakan Seminar Jurnalistik: Teknik Dasar Menulis dan Penulisan Artikel (Part 1) pada Ahad malam Senin, 15 Jumadil Awal 1446 H atau 17 November 2024. Acara yang berlangsung di Auditorium STAI Al-Bahjah Cirebon ini dihadiri oleh mahasiswa dari tiga program studi, yakni Ekonomi Syariah, Manajemen Pendidikan Islam, dan Tadris Matematika, dari berbagai semester.

Seminar ini menghadirkan tiga pemateri utama: Wakil Ketua III STAI Al-Bahjah, Ustadz Imam Abdullah, B.Sc, M.A., serta dua editor dari Pustaka Al-Bahjah, Kang Iim Ainunnaim dan Kang Idan Syahid. Dengan durasi tiga jam, seminar ini dikemas secara menarik dan inspiratif, dimulai dengan motivasi menulis hingga panduan teknis menulis artikel populer yang aplikatif.

Acara dibuka oleh pembawa acara yang menyapa hangat para peserta, menciptakan suasana antusias sejak awal. Selanjutnya, Ustadz Imam Abdullah menyampaikan materi pertama bertajuk “Kenapa Santri Harus Menulis?”. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa tradisi menulis adalah bagian integral dari identitas umat Islam.

“Umat Islam adalah umat iqra’. Ayat pertama yang diturunkan adalah perintah membaca. Bahkan Rasulullah saw. sejak awal sangat memperhatikan pentingnya menulis,” ujar Ustadz Imam. Ia mencontohkan kebijakan Rasulullah di Madinah yang meminta para tahanan Perang Badar untuk mengajarkan menulis kepada anak-anak Madinah sebagai tebusan.

Lebih jauh, Ustadz Imam menjelaskan bagaimana literasi menjadi motor penggerak peradaban Islam menuju masa keemasan. Ia menguraikan sejarah perkembangan literasi dalam Islam, mulai dari penulisan Al-Qur’an dan Hadis hingga munculnya disiplin-disiplin ilmu lainnya.

Namun, ia juga mengingatkan peserta akan risiko kemunduran literasi. “Islam pernah mengalami kemunduran besar saat literasi mulai diabaikan, seperti ketika Perpustakaan Baghdad dibakar pada masa invasi Mongol. Selain itu, terlambatnya Khilafah Islam dalam mengadopsi mesin cetak juga menjadi salah satu faktor stagnasi,” jelasnya.

Untuk memotivasi peserta, Ustadz Imam menyebutkan beberapa ulama besar seperti Imam Nawawi, Imam Suyuthi, hingga Imam Ibnul Jauzi yang meninggalkan karya monumental yang tetap relevan hingga saat ini. Ia menegaskan, menulis bukan hanya soal materi, tetapi sarana menyampaikan ilmu yang manfaatnya bisa dirasakan lintas generasi.

Setelah menyampaikan sejarah dan motivasi, ia memaparkan langkah-langkah untuk menjadi seorang penulis. Di antaranya adalah memperbanyak membaca, memahami gaya kepenulisan orang lain, mempelajari metode menulis, dan berani mempublikasikan karya meskipun hanya di media kecil seperti majalah dinding.

Materi kedua dibawakan oleh Kang Iim Ainunnaim, yang fokus pada teknik menulis artikel populer. Dengan gaya pembawaan yang santai namun penuh makna, Kang Iim menjelaskan bahwa artikel populer merupakan karya tulis nonfiksi yang bertujuan memberikan wawasan, informasi, atau hiburan kepada pembaca.

“Artikel populer harus mampu menjangkau semua kalangan, mulai dari profesor hingga tukang cukur. Bahasa yang digunakan harus mengalir, ringan, dan komunikatif,” ujarnya.

Ia menjelaskan tiga tahapan utama menulis artikel: persiapan, penulisan, dan revisi. Teknik brainstorming atau curah pikiran diperkenalkan sebagai cara efektif untuk mengembangkan ide tulisan. Selain itu, ia menguraikan elemen penting dalam artikel populer seperti pemilihan topik, judul menarik, pengembangan paragraf, dan gaya bahasa yang memikat.

Sesi terakhir adalah tanya jawab yang berlangsung interaktif. Para peserta mengajukan berbagai pertanyaan, mulai dari tantangan dalam memulai menulis hingga cara menjaga konsistensi. Diskusi yang hangat ini menunjukkan tingginya antusiasme peserta terhadap dunia kepenulisan.

Sebagai tindak lanjut, para peserta diberi tugas menulis artikel untuk dievaluasi pada pertemuan berikutnya yang akan fokus pada praktik menulis. Seminar ini ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada para pemateri sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan pengalaman yang mereka bagikan.

Seminar ini menjadi langkah awal bagi STAI dan Pustaka Al-Bahjah untuk membangun tradisi literasi di kalangan santri. Harapannya, santri mampu berkontribusi dalam dunia literasi Islam, baik di masa kini maupun di masa mendatang.

Nantikan part ke-2 dari seminar kepenulisan ini bersama 2 Editor Pustaka Al-Bahjah: Kang Iim Ainunnaim dan Kang Idan Syahid yang bertajuk: “Praktik & Klinik Editorial” pada hari Ahad malam Senin 22 Jumadil Awal 1446 H / 24 November 2024 di tempat yang sama.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *