STADIUM GENERAL: MENUJU MASA DEPAN PROFESIONAL “MEMILIH AKADEMISI ATAU PRAKTISI”

STADIUM GENERAL: MENUJU MASA DEPAN PROFESIONAL “MEMILIH AKADEMISI ATAU PRAKTISI”
Oleh : Bapak Ramsito, S.E., M.E.

Cirebon, 30 Dzulhijjah 1446H / 26 Juni 2025 – Dalam upaya membekali mahasiswa dengan wawasan karier yang luas dan berbasis nilai-nilai keilmuan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Bahjah Cirebon menyelenggarakan kegiatan stadium general bertajuk “Menuju Masa Depan Profesional: Memilih Akademisi atau Praktisi”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 26 Juni 2025, pukul 09.00 WIB hingga selesai dan diikuti oleh seluruh mahasiswa semester 4 dari tiga program studi: Ekonomi Syariah (EKOS), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Tadris Matematika (TM).

Tiga narasumber dihadirkan dari kalangan dosen internal STAI Al-Bahjah Cirebon yang telah berpengalaman di bidang akademik dan pengembangan keilmuan:
• Ramsito, M.E., Dosen Ekonomi Syariah,
• Sidik Nurasa, M.Pd., Dosen Tadris Matematika,
• Iwan Hermawan, M.Pd., Dosen Manajemen Pendidikan Islam.

Sesi pertama dibuka oleh Ramsito, M.E. yang memaparkan teori-teori terkait jalur karier akademisi dan praktisi. Ia menjelaskan perbedaan mendasar antara keduanya, baik dari sisi orientasi, ruang lingkup kontribusi, maupun karakteristik pekerjaan. “Akademisi fokus pada pengembangan dan penyebaran ilmu, sementara praktisi berfokus pada implementasi ilmu dalam ranah sosial, ekonomi, atau industri. Keduanya penting dan saling melengkapi,” ujar Ramsito.
Dilanjutkan oleh Sidik Nurasa, M.Pd. pada sesi kedua dengan materi studi tokoh, beliau mengangkat beberapa figur inspiratif yang berhasil menjalani peran sebagai akademisi sekaligus praktisi. Salah satu tokoh utama yang disorot adalah Buya Yahya, pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah. Buya Yahya dinilai sebagai representasi nyata dari seseorang yang tidak hanya sukses dalam jalur akademik, namun juga sangat aktif dan berhasil dalam praktik nyata di tengah masyarakat melalui lembaga pendidikan, media dakwah, filantropi Islam, dan pengembangan ekonomi umat.

“Buya Yahya menunjukkan bahwa menjadi akademisi dan praktisi tidak harus dipertentangkan. Dengan keikhlasan, visi dakwah, dan keilmuan yang mendalam, keduanya bisa dijalani secara selaras. Inilah yang seharusnya menjadi inspirasi bagi mahasiswa STAI Al-Bahjah,” tutur Sidik Nurasa.

Sebagai penutup, Iwan Hermawan, M.Pd. memberikan motivasi dari sudut pandang ilmu dan fikih. Ia menekankan pentingnya menjadikan jalur karier sebagai sarana ibadah dan pelayanan terhadap umat. “Jangan hanya memilih karier karena gaji atau gengsi. Pilihlah karena itu jalan yang Allah mudahkan, dan pastikan pilihan itu memberikan manfaat. Di situlah letak keberkahan dan tanggung jawab kita sebagai sarjana Muslim,” ujarnya penuh semangat.

Acara berlangsung dengan khidmat dan antusias. Para peserta menunjukkan ketertarikan tinggi, terbukti dari aktifnya sesi diskusi serta pertanyaan-pertanyaan yang reflektif. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi momentum awal bagi mahasiswa untuk mulai merancang masa depan mereka, baik sebagai akademisi, praktisi, atau gabungan keduanya, dengan bekal ilmu, nilai, dan keteladanan dari para tokoh inspiratif seperti Buya Yahya.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *